MERAIH RAHMAT ALLAH
Oleh Ustadz Aus Hidayat Nur

Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Yunus: 58)

Di antara kebutuhan asasi manusia adalah kasih  sayang. Setiap orang memerlukannya, tanpa kecuali. Setiap saat dan setiap waktu kita sangat merindukan kasih sayang orang lain, khususnya orang-orang yang terdekat. Namun banyak di antara kita yang tidak sadar bahwa yang paling menyayangi kita adalah Allah Yang Maha Pencipta. Sifat utama Allah dalam rangkaian Al Asma-ul Husna (Nama-nama Allah yang baik) adalah Ar- Rahmaanir-rohiim (Yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang). Allah telah menetapkan dalam dirinya kasih sayang. Kasih sayang Allah telah meliputi murkanya sehingga kemarahan Allah pun sebenarnya dalam rangka sayangnya kepada kita. 

Allah Sumber Kasih Sayang

Allah merupakan sumber kasih sayang di alam semsta Kasih sayang Allah disebut dengan rahmat. Ada dua bentuk kasih sayang Allah. Pertama yang gratis tanpa diminta dan kedua kasih sayang Allah yang diberikan karena Allah menghargai upaya manusia tersebut. Yang pertama datang dari sifat Ar rahmaan (Allah yang Maha Pemurah) sedang yang kedua dari sifat Allah Ar Rahiim (Yang Maha Penyayang). 

Kasih sayang Allah yang gratis sungguh banyak sehingga kita tidak dapat menghinggakan jumlahnya. Itulah ni'mat yang tak terhitung oleh kita rinciannya. Cobalah kita merenung sejenak. Memikirkan berapa banyak ni'mat yang telah Allah berikan kepada kita. Hidup kita, yang tadinya tiada menjadi ada. Jasad kita dari ujung rambut sampai ujung jari kaki; lengkap dengan seluruh unsurnya. Milyaran desahan nafas yang kita hirup, trilyunan detak jantung yang berdegup di dada kita. Kesehatan jasmani yang sangat mahal meliputi seluruh sel tubuh kita. Allah pun melengkapi hidup kita dengan beraneka ragam sarana yang tiada terkira banyaknya; keluarga, teman, rumah, sekolah, pekerjaan dan lain-lain...

Rahmat Allah bentuk kedua jauh lebih banyak lagi. Meliputi kasih sayang Dunia dan Akhirat diberikan kepada hama-hamba Allah yang beriman dan beramal saleh sepanjang dia menjalani hidupnya sesuai tuntunan imannya itu. Salahsatunya dengan memperbanyak dzikrullah. Firman Allah Ta'ala.

Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al Ahzab: 41-43)

Dengan rahmat Allah, seorang mukmin merasa bahagia karena hidupnya mendapat naungan cinta dan kasih sayang yang tiada putusnya. Kendati demikian, orang mu-min tidak boleh ghurur (tertipu) dengan amal perbuatan yang diusahakannya Karena amal itu sesungguhnya tidak dapat memasukkan dirinya ke dalam syurga sebagaimana dikatakan Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam, "Bersungguh-sungguh, bersegera, dan bergembiralah karena tiada seorang pun akan masuk syurga karena amalnya". Seorang sahabat bertanya, "Apakah juga Anda ya Rasulullah". Jawab Nabi, "Betul saya juga. Tetapi Allah telah meliputi diri saya dengan rahmat-Nya". (Mutafaq Alaih)

Cara Meraih Kasih Sayang

Rahmat Allah yang perlu kta kejar itu tidak datang dengan sendirinya. Kesungguhan upaya kita dalam meraihnya akan membuat Allah memberikan karunia rahmat tersebut Dalam ajaran Islam disediakan banyak cara untuk meraih rahmat Allah. Di antaranya yang terbesar adalah lima saluran berikut ini,

1.Berinteraksi dengan Al Qur-an 

Bimbingan wahyu Allah kepada hamba-hamba-Nya merupakan kasihsayang Allah sepanjang zaman dan tiada putus-putusnya .Karenanya Al Qur-an adalah Kitab yang mutlak sarat dengan rahmat Allah.Setiap huruf dan ayatnya memberikan kasih sayang yang bernilai tinggi di dunia. Al Qur-an diturunkan pada Bulan Ramadhan yang disebut sebagai Bulan rahmat. Maka dengan membaca, mendengarkan bacaan dan mempelajari Al- Qur'an dengan ikhlas seseorang pasti memperoleh rahmat Allah. Tentang keutamaan Al Qur-an sebagai rahmat Allah berlimpah ruah ini. Al Qur-an sendiri menyatakan, Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Yunus: 58) Sayangnya, rahmat Al Qur-an ini yang paling sering dilalaikan orang termasuk kaum muslimin sendiri. Mereka jarang sekali membaca dan mengkaji Al-Qur-an. 

Setiap bentuk ibadah kepada Allah seperti berwudlu, sholat, berpuasa, berinfaq dan lain-lain mendatangkan rahmat Allah.Perbuatan apapun yang dilakukan dengan hati, lisan dan jasad karena keinginan mendekatkan diri kepada Allah dibalasi Allah dengan pahala dan rahmat-Nya. Syaratnya dikerjakan dengan ikhlas dan sedapat mungkin dimulai dengan membaca bismillahir rahmaanir rahiim (dengan menyebut nama Allah) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Karena Nabi mengatakan, "Setiap amal yang penting tidak dimulai dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahiim terpurtus dari rahmat Allah". (Al-Hadist)

Setiap amal kebajikan betapa pun kecilnya dirahmati Allah karena bagian dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, perbuatan maksiat akan  mendapat laknat karena bertentangan dengan ketaatan.Dan bila laknat Allah ini telah menetap barulah seorang itu akan dibenci Allah dan seluruh makhluk-Nya. 

3.Menghubungkan Tali Silaturrahim

Hubungan di antara sesama manusia akan memberikan rahmat Allah sepanjang dilandasi dengan kasih sayang. Allah memerintahkan manusia untuk saling sayang menyayangi. Kedua orangtua wajib menyayangi anak-anaknya. Suami menyayangi isteri dan isteri wajib menyayangi suami. Demikian pula dalam keluarga, sanak famili, tetangga, lingkungan memperoleh kasih sayang bila kita melakukan hubungan silaturrahim. Nabi bersabda, "Sayangilah yang
di bumi nanti yang di langit akan menyayangimu". (Al Hadits) "Siapa yang tidak menyayangi (manusia) tidak akan disayangi (Allah)" (Al hadits)

Hubungan sesama manusia itu bertingkat-tingkat, sesuai dengan jarak kedekatannya baik secara nasab maupun dalam keyakinan tetapi semuanya perlu dilandasi kasih sayang. Karena begitu butuhnya manusia terhadap kasih sayang, Islam memerintahkan agar kasih sayang perlu diungkapkan dengan lisan. Suami isteri perlu saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayangnya. Anak-anak sangat memerlukan pelukan, ciuman ataupun pernyataan sayang lain dari orangtuanya. Bahkan dengan sesama muslim pun Nabi mengajarkan agar kita mengungkapkan perasaan cinta kita, "Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya (karena Allah) maka hendaknya disampaikan", kata Nabi.

4.Mendakwahkan Islam

Mengajak orang kepada Islam berarti mengajak orang kepada agama kasih sayang. Bukankah Nabi kita diutus sebagai rahmat bagi semesta alam.  Dan tidak Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam. (Al Anbiya: 107)
Karena itu memiliki keterlibatan apalagi keterikatan dalam dakwah agama ini akan melahirkan kasih sayang itu sendiri. Rahmat Allah dibangun dengan adanya amar ma'ruf nahi munkar dan saling nasihat menasihati dalam berkasih sayang (tawashau bil-marhamah). 

5. Berdoa, memohon rahmat Allah

Berdoa sangat efektif untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Sebab Allah pun segera membalas orang-orang yang memohon kepada-Nya.Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampunan dan sayangilah, dan Engkau adalah Maha penyayang di antara yang penyayang" (Al-Mukminuun: 118)
Nabi mengajarkan kita meminta rahmat dalam berbagai kesempatan. Misalnya, ketika akan memasuki masjid kita berdo'a, "Ya Allah bukakanlah kepadaku pintu-pintu rahmat-Mu". Kita pun meminta kepada Allah agar orangtua kita diberi rahmat karena keduanya telah menyayangi kita sewaktu kecil. 

KARENA KASIH SAYANG

Sahabat Rasulullah, Jabir Radliyallahu Anhu - berkisah, "Suatu ketika Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam keluar menjumpai kami seraya berkata, "Tadi Jibril sahabatku datang menemuiku. Dia berkata, "Hai Muhammad, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran. Ada seorang hamba di antara hamba-hamba Allah telah beribadat kepada Allah selama 500 tahun di puncak gunung yang terletak di suatu pulau di tengah samudera, lebar dan tingginya 30 kali 30 hasta.

Dikelilingi oleh lautan seluas 4000 farsakh dari setiap sisinya. Allah mengeluarkan mata air baginya selebar ibu jari yang memancarkan air tawar yang mengggenang di bawah gunung itu. Dan Allah pun menumbuhkan bagi si abid tadi sebatang pohon delima yang tiap-tiap malam mengeluarkan sebuah delima.Sepanjang hari ia hanya beribadat dan menjelang sore ia berwudlu lalu memetik buah delima itu lalu memakannya. Setelah itu ia mengerjakan sholat kembali. Ia memohon kepada Rabbnya agar bila ajalnya telah tiba dia dimatikan dalam keadaan sujud dan agar bumi serta serangga tidak dapat merusak tubuhnya hingga ia dibangkitkan kelak. Ia ingin berjumpa Allah dalam keadaan sujud". 

Jibril melanjutkan ceritanya, "Permohonannya itu dikabulkan Allah. Dan  kami (para Malaikat) melaluinya ketika kami turun atau naik. Kami dapatkan ia dalam ilmu, bahwa tatkala ia dibangkitkan pada hari kiamat ia dihadapkan kepada Allah. Lantas Allah berkata kepada Malaikat-Nya, "Masukkan hamba-Ku ini ke dalam syurga dengan rahmat-Ku!"
Si Abid tadi menyelak, "Ya Rabb, bahkan dengan amalku?" Allah berkata, "Masukkan hamba-Ku ini ke dalam syurga dengan rahmat-Ku!" Si Abid tadi berkata lagi, "Ya Rabb, bahkan dengan amalku?" Kemudian Allah berkata, "Timbanglah berat ni'mat-ni'mat-Ku kepadanya, dan bandingkan dengan amal perbuatannya!"

Maka setelah Malaikat menimbang didapatkan bahwa selama lima ratus tahun ibadatnya hanya mencukupi ni'mat mata saja. Sedangkan ni'mat jasad lainnya belum tertebus dengan amalnya. Maka Allah memerintahkan, "Masukkan hamba-Ku itu ke dalam neraka!" Ia pun digiring ke dalam neraka. Lantas si Abid berteriak, ""Ya Allah, dengan rahmat-Mu, masukkanlah aku ke dalam syurga!"Allah berkata, "Kembalikanlah ia!" Kemudian ia dihadapkan kembali kepada Allah yang bertanya kepadanya, "Hai hamba-Ku. Siapakah yang telah menciptakanmu sebelum engkau ada?"

Dia menjawab, "Engkau ya Tuhanku" "Siapakah yang telah memberimu kekuatan untuk beribadat selama lima ratus tahun", tanya Allah lagi, "Engkau ya Tuhanku", jawabnya. "Siapakah yang telah menempatkanmu di puncak gunung di tengah-tengah samudera dan mengeluarkan untukmu air tawar dan air asin, dan mengeluarkan sebuah delima setiap malam padahal delima itu hanya keluar sekali setahun" "Engkau Ya Tuhanku".

Lantas Allah melanjutkan, "Itu semua adalah dengan rahmat-Ku. Dan dengan rahmat-Ku pula engkau Kumasukkan ke dalam syurga. Nah masukkan hamba-Ku ke dalam syurga". Akhirnya Jibril berkata, "Sesungguhnya segala sesuatu itu hanya dengan rahmat Allah, Ya Muhammad". (HR. Al Mundziry)